Sering menggelar pertunjukan seni budaya tingkat internasional, Kota Solo dipilih Departemen Luar Negeri sebagai tempat pertunjukan Indonesia Channel 2009, yang merupakan puncak kegiatan program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2009.

Pentas kesenian "Indonesia Channel 2009" menunjukkan kekayaan budaya Indonesia.Sejumlah tarian, musik tradisional, hingga kesenian kontemporer yang merupakan kolaborasi dari kesenian-kesenian daerah di sejumlah daerah di Indonesia, disajikan dalam sebuah pertunjukan yang diselenggarakan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia sebagai penutup program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) 2009.

“Kita akan menyaksikan seperti apa hasil belajar mereka, apakah itu tarian, bermain musik tradisional, dan seni budaya lainnya,” ujar Umar didampingi Riaz JP Saehu, dari Direktorat Diplomasi Publik.
Selain pagelaran budaya, kegiatan Indonesia Channel 2009 juga akan diisi dengan pameran berbagai hasil karya peserta BSBI 2009 selama belajar di sanggar-sanggar seni budaya di Indonesia.

Wali Kota Solo Joko Widodo menyambut baik kegiatan Indonesia Channel 2009 yang mengambil tempat di Solo. Ia berharap ini menjadi sarana promosi Kota Solo sebagai kota budaya, kepada negara-negara asal para peserta BSBI 2009.

Pertunjukkan dibuka oleh kolaborasi antara kesenian barongsai, Tari Sesinggaan khas Jawa Barat, dan Tari Sesaji khas Solo yang dilakukan sejumlah seniman Indonesia untuk menyambut kedatangan tamu undangan yang terdiri dari sejumlah perwakilan kedutaan besar negara-negara penerima BSBI.
Ribuan penonton yang memadati Pamedan Puri Mangkunegaran tersebut memberikan sambutan meriah saat 11 seniman asing, dari India, Azerbaijan, Fiji, Papua Nugini, Singapura, dan Belanda, yang belajar di Sanggar Seni Saung Angklung Udjo, Bandung, tampil di atas panggung memainkan kesenian musik angklung.

Usai penampilan dari 11 seniman asing tersebut, tiga kelompok seniman asing lainnya yang belajar kesenian dan kebudayaan Indonesia di Solo, Yogyakarta, dan Denpasar, bergantian tampil di atas panggung.
Mereka menampilkan sejumlah kesenian tari dan musik dari tiga daerah tersebut, seperti tari Nawung Sekar dan tari Kuda-kuda dari Solo, Karawitan Bali, dan seni drama tari (sendratari) Sondokoro dari Yogyakarta.

Sebanyak 50 seniman asing yang tampil secara berturut-turut terlihat lihai dalam mempertunjukkan kebolehan mereka.
Seorang seniman dari Fiji yang menjadi peserta dalam program BSBI 2009, Iliesa mengatakan, dalam pertunjukkan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang merupakan kekayaan bangsa tersebut.
"Di setiap gerakan dan alunan musik memiliki arti dan filosofi tersendiri. Saya sangat menikmati kesenian-kesenian Indonesia yang saya praktekkan dalam pentas tersebut," kata dia.

Ilieasa mengatakan, hal tersebut yang tidak ada di negaranya, "Saya akan menyampaikan kepada Pemerintah Fiji untuk membangun pusat-pusat kebudayaan Fiji,".
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI, Hasan Wirajuda mengatakan, dia memberi apresiasi dan salut kepada 50 peserta program BSBI 2009, "Kebudayaan dan kesenian Indonesia yang mereka pelajari dapat mereka praktekkan secara lihai,".
"Saya yakin melalui kebudayaan seperti ini dapat menjadikan alat diplomasi yang bagus bagi Indonesia kepada negara-negara lain di dunia," kata Hasan yang pada kesempatan tersebut juga berpamitan usai masa jabatannya berakhir.
Selain itu, lanjut Hasan Wirajuda, seni dan budaya menjadi alat pemersatu bangsa yang sangat efektif, "Kesenian pada akhirnya memiliki bahasa yang global, dapat dipraktikkan dan dinikmati oleh semua bangsa,".
Pentas yang berakhir Minggu, sekitar pukul 23:00 WIB, tersebut diakhiri dengan kolaborasi seni dan budaya Indonesia oleh 50 peserta program BSBI 2009.
Selain 50 peserta BSBI 2009 tersebut, "Indonesia Channel 2009" juga menampilkan sejumlah seniman dan artis Indonesia, seperti Tia AFI dan Baim.
0 komentar:
Posting Komentar