Tanggal 4-5 Desember 2009 dipilih menjadi penyelenggaraan Solo City Jazz Festival yang pertama dengan mengambil setting panggung di halaman pasar Windujenar Koridor Ngarsopuro kota Solo, Jawa Tengah.
Tidak hanya dalam penataan panggung, kostum para pengisi acara, pakaian pengunjung, hingga penari latar, semua menggunakan pakaian batik.
"Kesenian batik memiliki persamaan dengan musik jazz yang menunjukkan spirit kebebasan berekspresi," kata pengarah acara tersebut, Gideon Momongan.
Menurutnya, kolaborasi dua bentuk kesenian tersebut menunjukkan bahwa musik jazz dapat disajikan berbagai kalangan, dalam hal ini masyarakat Kota Solo.
"Keagungan batik dengan daya pikat visual menakjubkan kami padukan dengan alunan musik jazz," kata Gideon Momongan.
Sejumlah bintang akan menghiasi line-up festival dua hari bertema Jazz up batik yang tidak dipungut biaya ini.
Mereka yang akan hadir antara lain Notturno, Maya Hasan Quartet bersama Deddy Dhukun & Dian PP. Lalu ada kelompok Akordeon yang terdiri dari Bintang Indrianto, Rindra ‘Padi’ Risyanto, Roedyanto ‘Emerald’ Warsito & Sruti Respati, Magnificent – duo bersama gitaris Agam Hamzah dan Donny Suhendra, Ivan Nestorman dan Andien.
Masih ada Heaven on Earth, Agus Bing & Prabumi dari Yogyakarta, Donny Koeswinarno Jazz-Quartet, Clorophyl & the New-Generation dan Yovie Widianto Fusion
Solo sendiri menurunkan I Wayan Sadra dengan Sono Seni Ensemble dan Solo Jazz Society band.
Kegiatan festival ini sendiri turut didukung sepenuhnya oleh pemerintah.Kota Solo dalam hal ini Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya. Solo City Jazz memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan kota-kota lain. Dukungan Pemerintah Kota Solo juga sangat besar sehingga terselenggaranya acara ini. Sudah barang tentu sebagai pecinta jazz kita berharap makin banyak perusahaan dan pemerintah kota lain yang juga memberikan support atau dukungan bagi terselenggaranya acara-acara jazz baik yang berskala konser maupun festival.
Dalam pementasan hari pertama Solo City Jazz 2009, grup Notturno dari Jakarta tampil secara meyakinkan sebagai pembuka acara.
Melalui ramuan musik jazz dengan unsur-unsur musikal di luar jazz, grup beranggotakan Joshua Arifin, Hendrawan, Masmo, dan Kart Rosen, memikat penonton dengan empat lagu musisi jazz legendaris, seperti Thelonius Monk, John Coltrane, hingga Bill Evans.
Pada kesempatan selanjutnya, paduan musik jazz dengan musik etnik sejumlah daerah di Indonesia terdengar dari permainan penampil kedua, I Wayan Sadra dan Sono Seni Ensembel.
Melalui penggunaan alat-alat musik bermacam-macam, termasul alat musik tradisional nusantara, I Wayan dan kelompoknya memperlihatkan musik jazz dapat dikemas dengan nuansa lokal ala Indonesia.
Sejumlah musisi dan penyanyi nasional, seperti harpanis Agam Hamzah, Donny Suhendra, Roedyanto Warsito, Sruti Respati, Maya Hassan, Deddy Dhukun, dan Dian Pramana Poetra, tak mau kalah untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Grup Akordeon dan bassis Bintang Indrianto, sebagai penampil keempat, tampil mengejutkan melalui kolaborasi dengan bassis grup musik rock Padi, Rindra Ristyanto. Sebagai penutup, penyanyi jazz muda Indonesia, Andien, tampil memikat ribuan penonton yang memadati pasar di kawasan Ngarsopuran tersebut.
Berkolaborasi dengan grup Donny Suhendra Project, Andien tampil dengan lagu-lagu andalannya, seperti Tentang Lagu dan Bimbi yang pernah dipopulerkan Titiek Puspa.
Meskipun berakhir sampai Sabtu dini hari sekitar pukul 01:30 WIB, ribuan penonton tidak beranjak hingga Andien menyelesaikan penampilannya. Solo City Jazz 2009 diselenggarakan hingga Sabtu (5/12) di Pasar Windujenar, Kota Solo.
0 komentar:
Posting Komentar