Boyongan Pasar Windujenar adalah sebuah event kirab budaya yang langka yang digelar oleh Pemkot Solo dalam hal ini Dinas Pengelolaan Pasar(DPP) bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya yang mana acara ini intinya adalah pindahnya para pedagang-pedagang yang sebelumnya tersebar di kawasan Sriwedari berpindah menempati kawasan Pasar Windujenar yang telah selesai di renovasi.
Kirab ini juga sebagai ajang promosi sekaligus kebanggaan dari pedagang Windujenar.
Kirab sendiri dimulai pukul 16.00 WIB dengan rute Sriwedari-Ngarsapura lewat Jl Slamet Riyadi.Di antara para peserta kirab itu, akan tampil pula Walikota Solo, Joko Widodo, Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Subagiyo, pengurus paguyuban pedagang Pasar Windujenar dan para lurah dari 41 pasar tradisional di Solo.
Joko Widodo (Jokowi) dan FX Hadi Rudyatmo (Rudy) memimpin kirab dengan menaiki kuda, lengkap menggunakan pakaian adat Jawa. Bersama Jokowi dan Rudy menyusul dengan kuda perwakilan DPRD Kota Solo, pengurus paguyuban Pasar Windujenar.
Barisan berikutnya pembawa spanduk dengan tulisan Boyongan Windujenar, prajurit Rekso Projo, prajurit Joko Tirta, dan prajurit Kutho Renggo yang menggunakan pakaian kerajaan. Diikuti barisan pedagang yang membawa aneka jenis jajanan pasar, yang juga didukung peserta kirab lain dari pedagang dari 41 pasar tradisional di Kota Solo.
Sepanjang jalan yang dilewati kirab ini dipenuhi masyarakat yang menonton prosesi boyongan tersebut. "Wah asyik ya pedagang pasar pindah dikirabkan dan diantarkan wali kota dan wakil walikota. Kalau di kota lain malah diusir," ujar Agus, warga Jakarta yang lagi mudik ke Solo, dan berkesempatan menyaksikan kirab tersebut.
Sedikitnya 550 jenis barang dagangan antik Pasar Windujenar bakal dikirab dalam acara boyongan dari pasar darurat di Sriwedari menuju bangunan baru pasar tersebut di kawasan Ngarsapura.
Sebanyak 800 orang hampir dipastikan ikut dalam kirab yang akan dibarengi pula dengan soft launching Taman Budaya Ngarsapura itu.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, dalam konferensi pers yang diadakan di Ruang Aula DPP kompleks Balaikota, mengungkapkan, kirab budaya tersebut mengambil tema Pasar Windujenar Meraih Masa Depan.
“Pasar Windujenar ini adalah salah satu pasar yang memiliki nilai sejarah tinggi. Pasar ini juga memiliki spesifikasi yang tidak ditemukan di pasar lain, yaitu sebagai pusat penjualan barang-barang antik. Karena itu, kirabnya pun dikemas dengan berlandaskan pada budaya, dalam hal ini budaya Jawa,” ujar Subagiyo.
Dalam kirab tersebut, kata Subagiyo, akan ditampilkan 100-an aneka jajan pasar, tumpeng yang menggambarkan 41 pasar tradisional di Solo, seperangkat gamelan corobalen, grup Wayang Orang Sriwedari serta pasukan prajurit dari sejumlah instansi.
”Semua peserta kirab mengenakan pakaian adat Jawa, ada pula barisan berkuda, prajurit tradisional, serta rombongan kereta,” jelasnya.
Pedagang pasar Windujenar yang menempati pasar darurat sejak pasar dibangun pada Maret 2008 silam, semula dijadwalkan sudah menempati pasar baru pada Juni 2008.
Namun, lantaran proses pembangunan belum rampung, boyongan ditunda hingga Desember 2008. Saat Desember tiba, boyongan tertunda lagi, karena saat itu para pedagang yang semestinya memperoleh jatah los, meminta untuk diberikan kios tertutup, hingga proses pembangunan molor menunggu anggaran tahun 2009. Karenanya, boyongan akhirnya baru bisa dilangsungkan September 2009, setelah proses pembangunan rampung 100 persen.
Menjawab pertanyaan tentang penempatan pedagang di pasar baru, Subagyo menyebutkan, sejauh ini tak ada masalah, karena undian sudah dilakukan beberapa hari lalu. Dijadwalkan, awal pekan depan semua kios akan ditempel label nama masing-masing pedagang, untuk memudahkan penempatan.Diharapkan bagi warga Solo yang semula merantau untuk berdagang atau lainnya bisa kembali pulang untuk sekedar melihat ataupun ikut berdagang di pasar Windujenar yang dulunya kumuh sekarang berubah menjadi megah,bersih,rapi dan artistik.
Ketika tiba di Pasar Windujenar yang baru direnovasi, rombongan kirab disambut dengan tarian persembahan Solo Batik Carnival yang ditarikan anak-anak. Dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Jokowi dan Rudy yang diserahkan kepada paguyuban pasar tersebut.
KEBIJAKAN PRODUK HUKUM :
1. Perda No. 3 Tahun 1993 tentang Pasar
2. Perda No. 8 Tahun 1999 tentang Retribusi Pasar
3. Perda No. 11 tahun 2003 tentang Retribusi pelayanan persampahan / kebersihan
4. Perda No. 3 tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima
5. Perda No. 7 tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
6. SK Walikota Surakarta No. 511.2/085-2/I/2001 Tentang Penetapan kelas Pasar & Taksiran Nilai Tempat Dasaran Pasar
7. SK Walikota Surakarta No. 12 tahun 2002 Tentang Penetapan Tarif Pengganti beaya pembayaran listrik dalam komplek pasar
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Komplek Balaikota.Jl. Jendral Sudirman No. 2 Surakarta Telp. (0271) 642020 ext 475 web:www.surakarta.go.id
Kirab ini juga sebagai ajang promosi sekaligus kebanggaan dari pedagang Windujenar.
Kirab sendiri dimulai pukul 16.00 WIB dengan rute Sriwedari-Ngarsapura lewat Jl Slamet Riyadi.Di antara para peserta kirab itu, akan tampil pula Walikota Solo, Joko Widodo, Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Subagiyo, pengurus paguyuban pedagang Pasar Windujenar dan para lurah dari 41 pasar tradisional di Solo.
Joko Widodo (Jokowi) dan FX Hadi Rudyatmo (Rudy) memimpin kirab dengan menaiki kuda, lengkap menggunakan pakaian adat Jawa. Bersama Jokowi dan Rudy menyusul dengan kuda perwakilan DPRD Kota Solo, pengurus paguyuban Pasar Windujenar.
Barisan berikutnya pembawa spanduk dengan tulisan Boyongan Windujenar, prajurit Rekso Projo, prajurit Joko Tirta, dan prajurit Kutho Renggo yang menggunakan pakaian kerajaan. Diikuti barisan pedagang yang membawa aneka jenis jajanan pasar, yang juga didukung peserta kirab lain dari pedagang dari 41 pasar tradisional di Kota Solo.
Sepanjang jalan yang dilewati kirab ini dipenuhi masyarakat yang menonton prosesi boyongan tersebut. "Wah asyik ya pedagang pasar pindah dikirabkan dan diantarkan wali kota dan wakil walikota. Kalau di kota lain malah diusir," ujar Agus, warga Jakarta yang lagi mudik ke Solo, dan berkesempatan menyaksikan kirab tersebut.
Sedikitnya 550 jenis barang dagangan antik Pasar Windujenar bakal dikirab dalam acara boyongan dari pasar darurat di Sriwedari menuju bangunan baru pasar tersebut di kawasan Ngarsapura.
Sebanyak 800 orang hampir dipastikan ikut dalam kirab yang akan dibarengi pula dengan soft launching Taman Budaya Ngarsapura itu.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, dalam konferensi pers yang diadakan di Ruang Aula DPP kompleks Balaikota, mengungkapkan, kirab budaya tersebut mengambil tema Pasar Windujenar Meraih Masa Depan.
“Pasar Windujenar ini adalah salah satu pasar yang memiliki nilai sejarah tinggi. Pasar ini juga memiliki spesifikasi yang tidak ditemukan di pasar lain, yaitu sebagai pusat penjualan barang-barang antik. Karena itu, kirabnya pun dikemas dengan berlandaskan pada budaya, dalam hal ini budaya Jawa,” ujar Subagiyo.
Dalam kirab tersebut, kata Subagiyo, akan ditampilkan 100-an aneka jajan pasar, tumpeng yang menggambarkan 41 pasar tradisional di Solo, seperangkat gamelan corobalen, grup Wayang Orang Sriwedari serta pasukan prajurit dari sejumlah instansi.
”Semua peserta kirab mengenakan pakaian adat Jawa, ada pula barisan berkuda, prajurit tradisional, serta rombongan kereta,” jelasnya.
Pedagang pasar Windujenar yang menempati pasar darurat sejak pasar dibangun pada Maret 2008 silam, semula dijadwalkan sudah menempati pasar baru pada Juni 2008.
Namun, lantaran proses pembangunan belum rampung, boyongan ditunda hingga Desember 2008. Saat Desember tiba, boyongan tertunda lagi, karena saat itu para pedagang yang semestinya memperoleh jatah los, meminta untuk diberikan kios tertutup, hingga proses pembangunan molor menunggu anggaran tahun 2009. Karenanya, boyongan akhirnya baru bisa dilangsungkan September 2009, setelah proses pembangunan rampung 100 persen.
Menjawab pertanyaan tentang penempatan pedagang di pasar baru, Subagyo menyebutkan, sejauh ini tak ada masalah, karena undian sudah dilakukan beberapa hari lalu. Dijadwalkan, awal pekan depan semua kios akan ditempel label nama masing-masing pedagang, untuk memudahkan penempatan.Diharapkan bagi warga Solo yang semula merantau untuk berdagang atau lainnya bisa kembali pulang untuk sekedar melihat ataupun ikut berdagang di pasar Windujenar yang dulunya kumuh sekarang berubah menjadi megah,bersih,rapi dan artistik.
Ketika tiba di Pasar Windujenar yang baru direnovasi, rombongan kirab disambut dengan tarian persembahan Solo Batik Carnival yang ditarikan anak-anak. Dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Jokowi dan Rudy yang diserahkan kepada paguyuban pasar tersebut.
KEBIJAKAN PRODUK HUKUM :
1. Perda No. 3 Tahun 1993 tentang Pasar
2. Perda No. 8 Tahun 1999 tentang Retribusi Pasar
3. Perda No. 11 tahun 2003 tentang Retribusi pelayanan persampahan / kebersihan
4. Perda No. 3 tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima
5. Perda No. 7 tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
6. SK Walikota Surakarta No. 511.2/085-2/I/2001 Tentang Penetapan kelas Pasar & Taksiran Nilai Tempat Dasaran Pasar
7. SK Walikota Surakarta No. 12 tahun 2002 Tentang Penetapan Tarif Pengganti beaya pembayaran listrik dalam komplek pasar
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Komplek Balaikota.Jl. Jendral Sudirman No. 2 Surakarta Telp. (0271) 642020 ext 475 web:www.surakarta.go.id
0 komentar:
Posting Komentar