Bagi para penikmat wisata, khususnya yang tinggal di kota-kota besar yang mana selalu disibukkan dengan aktivitas pekerjaan dan bisingnya lalu lintas perkotaan pastilah sangat menginginkan suasana yang sejuk,damai,tenang.Hal itu tak dapat dipungkiri lagi, selain bisa melepas stress suasana nan sejuk,hijau,tenang juga terkadang bisa memberi kita inspirasi,semangat lagi dalam mengarungi jaman yang dituntut serba cepat ini.
Mencari Kedamaian Di Bawah Langit Kemuning
Bukit hijau yang kita kenal sebagai Kebun Teh Kemuning ini berada di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah –sekitar 10 kilometer timur laut dari jalur utama Solo-Tawangmangu. Inilah hamparan kebun teh yang sungguh elegan dan memesona. Dengan ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut, kawasan ini memang cukup sejuk. Matahari hampir tak pernah terik di kawasan ini. Seperti umumnya daerah pegunungan yang lebih banyak berkabut.
Tak sulit mencapai tempat ini. Dari pertigaan Karangpandan, ambil jalur lurus –kanan menuju arah Tawangmangu. Jalan ini adalah jalur yang sama jika Anda menuju situs Candi Ceta dan Candi Sukuh. Hanya saja jalan beraspal menuju ke kawasan ini tak begitu lebar, sedikit terjal dan mulai rusak.
Seperti banyak kebun teh di tempat-tempat lain, Kebun Teh Kemuning juga cenderung berfungsi ganda. Selain menjadi tempat pembudidayaan tanaman teh alias Camellia Sinensis, Kemuning sekaligus menjadi sebuah obyek wisata agro. Warna hijau yang terbentang lebar, luas, dan jauh, juga kontur tanah tanah yang berbukit-bukit, serta suasana tenang dan sejuk, adalah pesona kawasan ini. Setiap pagi, mulai pukul 06.00 hingga pukul 08.00, Kita juga bisa menyaksikan wanita-wanita setempat yang eksotik, memetik teh. Hasil dari kebun Teh Kemuning ini disetorkan ke sejumlah pabrik teh. Luas lahan yang aktif berproduksi perkebunan ini adalah 392 hektare, dari total seluas 437 hektare. Sisanya untuk pabrik pengolahan teh, pembibitan, emplasemen dan rumah dinas atau rumah tinggal. Dari lahan aktif, bisa dihasilkan
12 hingga 15 ton daun teh basah.
Kawasan ini, tentu saja sangat elok sebagai tujuan wisata. Sejuknya udara seakan telah menyambut kita, bahkan sebelum kita memasuki bukit berbentuk piramida dengan hamparan hijau kebun teh. Di kebun ini, kita bisa menikmati pesiar wisata dalam bentuk tea walk atau menjelajahi perkebunan teh, lewat jalan setapak panjang dan berkelok. Seusai tea walk, kita bisa mampir di resto-resto yang menawarkan satu dua cangkir teh yang aroma wanginya bahkan seperti tak pernah hilang.
Tak hanya hamparan teh, Kemungin sebenarnya juga manawarkan wisata sejarah. Sebab, di sekitar kebun ini terdapat bangunan kuno, yang kini ditempati PT Rumpun Sari Kemuning (RSK), pabrik teh sekaligus pengelola kawasan ini. Dalam bangunan ini, Anda bisa melihat mesin-mesin tua yang tak lekang dimakan zaman masih setia menggiling pucuk-pucuk dedaunan hingga kering. Beberapa pekerja sibuk memasukkan daun teh yang telah diangin-anginkan ke dalam pengolahan yang dikerjakan dalam beberapa mesin. Suasana perkebunan dan emplasemen pabrik yang merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda itu serasa melayangkan angan kita ke masa lalu. Kita juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan teh dari awal hingga akhir.
Di perkebunan ini dapat pula kita jumpai bukit setinggi 1.350 meter sebagai landasan take off olah raga dirgantara Paralayang yang dibuka untuk umum pada setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain dapat menikmati terbang tandem yang dipandu oleh instruktur nasional, kita juga dapat menikmati tea corner di kampung atlet. Teh hangat yang disajikan dalam beberapa poci jadi pelengkap pesiaran kita. Apalagi, aroma teh seduhannya sangat merangsang selera.
Sungguh, perkebunan teh ini sangat pas menjadi tempat wisata alternmatif. Tak hanya menikmati panorama elok, kehidupan masyarakat Kemuning yang sebagian besar pemetik teh pun menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi mereka sangat ramah dan terbuka terhadap para wisatawan.
Begitulah. Di Karanganyar, obyek wisata tak hanya Tawangmangu. Jadi, ada baiknya mampir dahulu ke Kemuning sebelum datang ke Grojogan Sewu.
0 komentar:
Posting Komentar