SELAMAT DATANG DI KOTA SOLO

BERSIH KOTANYA SANTUN MASYARAKATNYA

Aksi Kolosal Anak Melukis Batik Aspal Jalan 2009

Rabu, 23 Maret 2011

Masih dalam memperingati perayaan Solo Membatik Dunia, sekitar dua ribu anak-anak di Solo, Jawa Tengah membatik di atas jalan aspal sepanjang 4.000 meter, acara tepatnya di gelar di Jalan Diponegoro,kompleks Pasar Windujenar Solo.
Aksi ribuan anak membatik jalan itu adalah sebagai ekspresi menyambut pengukuhan batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober lalu."Pilihan jalan aspal itu sebagai media alternatif pendidikan seni rupa. Berseni lukis tidak harus terpaku pada media kertas atau kanvas. Di aspal pun jadi media meledakkan ekspresi anak," kata Mayor Haristanto, Koordinator Aksi Kolosal 2009 Anak Melukis Batik Aspal Jalan, di Solo, Selasa 13 Oktober 2009.
Anak-anak yang beraksi membatik jalan itu merupakan gabungan siswa dari beberapa sekolah di Solo di antaranya, SDN Ketelan, SDN Ngudisuman, SDN Yosodipuro, SDN Tumenggungan dan beberapa SD dan SMP.
Mereka membatik jalan bukan dengan cat atau malam, namun dengan kapur tulis. Aksi yang berlangsung selama satu jam, dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB itu membuat jalan yang terletak di jantung Kota Solo menjadi lautan batik berwarna putih. Aksi ribuan anak membatik jalan itu menghabiskan kapur tulis sebanyak 10.000 batang.
"Pilihan kapur tulis agar tidak mengotori jalan, karena kapur mudah dihapus. Ini juga jadi hiburan liburan siswa usai ujian mid semester,” ujarnya.
Mayor juga menuturkan aksi itu juga untuk mendukung branding kota solo sebagai kota batik. ”Kota Solo mempunyai jargon Solo Batik dan Batik Solo. Momen ini tepat setelah Indonesia dipercaya UNESCO sebagai pemilik warisan budaya berupa batik,” kata dia.
Salah satu peserta membatik jalan, Tika Agustin, siswa SD Yosodipuro mengaku senang bisa membatik jalan. Menurutnya, dulu disekolah ada pelajaran membatik tapi sekarang sudah tidak ada. "Saya ingin batik menjadi pelajaran ekstrakurikuler di sekolah. Tadi saya membatik motif sidomukti dan sidodadi," tuturnya.
 
Sementara, pengurus sekaligus pengusaha batik di Kampoeng Batik Laweyan, Gunawan Nizar menambahkan, aksi itu sangat positif bagi siswa. Menurutnya, membatik memang idealnya harus diajarkan sejak dini. ”Dengan membatik anak bisa berimajinasi luar biasa. itu bisa menciptakan motif-motif baru dan unik,” katanya.








0 komentar:

Posting Komentar

Sugeng Rawuh

Sugeng Rawuh

Label Cloud




Statistik


awoencahsolo. Diberdayakan oleh Blogger.