SELAMAT DATANG DI KOTA SOLO

BERSIH KOTANYA SANTUN MASYARAKATNYA

Solo Menari 24 Jam 2010

Rabu, 23 Maret 2011

Tanggal 29 April adalah hari yang dikenal sebagai World Dance Day atau Hari Tari seDunia. Kota Solo, sebagai Kota Budaya yang memiliki kekayaan seni tari menilai hari itu sebagai hari yang spesial. Tanggal 29 April di kota Solo selalu digelar berbagai acara tari. Seolah Kota Solo ingin mengajak seluruh dunia menari.  Untuk tahun 2010 ini diperingati  oleh ribuan warga dan seniman di Solo, Jawa Tengah, dengan turun ke jalan-jalan utama di Kota Budaya tersebut.
Peringatan Hari Tari Dunia yang diberi nama "Solo Menari 24 Jam" diselenggarakan oleh Dinas pariwisata dan Seni Budaya Kota Surakarta beserta Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta serta instansi terkait. Dengan mengangkat tema “Reaching for Compassion, equality and Tolerance”.Pembukaan kegiatan Solo Menari 24 Jam tersebut dilakukan secara bersamaan di kanopi Solo Square dan di kampus Institut Seni Indonesia Surakarta.

Tepat pukul 06.30 WIB pagi,seluruh warga di Kota Solo diminta berpartisipasi dengan menari di tempat masing-masing.Wali Kota Surakarta Joko Widodo yang membuka kegiatan tersebut juga turut serta menari bersama masyarakat.
Ribuan warga tumpah ruah di sejumlah titik di Kota Solo sejak tadi pagi dan menari di lokasi masing-masing memeriahkan Solo Menari 24 Jam.Tak kurang empat panggung besar disiapkan di beberapa tempat  di sepanjang Jl Slamet Riyadi untuk menggelar berbagai acara tari-tarian tersebut. 4 titik Panggung itu antara lain Solo Square, Loby Kantor PLN Surakarta, Joglo Sriwedari dan di Balai Kota Surakarta. Setiap perpindahan panggung akan disertai dengan pawai.
Selain itu acara serupa  juga digelar di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jl Ki Hadjar Dewantara 19, Kentingan, Jebres, Surakarta.
Sejumlah warga mengaku senang dengan adanya event ini. Apalagi, sepanjang hari semua warga ikut menari tanpa peduli profesi seseorang. "Acara ini sukses, karena polisi, tukang becak, pelajar dan semuanya ikut menari sampai besok pagi," ujar seorang warga. Hari Tari se-Dunia jatuh pada 29 April setelah ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1982.
Menurut Wali Kota Solo Joko Widodo, kegiatan Solo Menari 24 Jam diperingati di semua titik di penjuru kota. Ada 44 sanggar yang ikut serta dalam kegiatan ini serta partisipasi sejumlah rukun tetangga. "Kita ingin menunjukkan bahwa Solo adalah Kota Tari," ujar Joko Widodo.
 "Mereka berasal dari penari profesional, mahasiswa, pelajar dan karyawan, atau pegawai pemerintahan," imbuh Ketua Panitia, Wahyu Diarto. Jumlah penari masih akan bertambah karena mereka akan mengajak serta masyarakat untuk ikut menari.

Seniman tari yang terlibat dalam kegiatan tersebut berasal dari berbagai kota. Selain dari Surakarta, seniman juga berdatangan dari Yogyakarta, Bali, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.Hadir pula para penari dari sanggar-sanggar tari, guru-guru tari sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengajar tari dari Kraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran Surakarta, Kraton Kasultanan Yogyakarta, Pura Pakualaman Yogyakarta,Sriwedari, ISI Surakarta, ISI Yogyakarta, STSI Bandung, ISI Bali, STKW Surabaya, Unesa Surabaya, dan UPI Bandung,UNY Yogyakarta,juga penari dari Malaysia dan Singapura.Selain itu, beberapa mahasiswa asing yang sedang menempuh pendidikan di Surakarta juga ikut ambil bagian. Selain acara tari juga akan ada orasi tari dari Koreografer Kondang Asal Solo Sardono W Kusumo dan budayawan Eros Jarot.

Sementara itu, di Institut Seni Indonesia atau ISI Solo, empat penari yaitu Luluk Ari Prasetyo, Havid Ponk Jakaria, Muslimin Bagus Pranowo, dan Darlane Litaay, berencana menari selama 24 jam penuh. Pertunjukan menari selama 24 jam ini sudah dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi tadi dan akan berakhir pukul 07.00 WIB esok paginya.

Kegiatan Solo Menari 24 Jam dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia berakhir, Jumat (30/4) sekitar pukul 07.00 WIB. Keceriaan tampak pada peserta Solo Menari 24 Jam begitu mereka sudah melewati 24 jam.Para pengisi Solo Menari 24 Jam makan dan minum juga sambil menari. Kendala yang harus dihadapi para penari adalah melawan rasa kantuk. Namun rasa lelah dan capek tak terlihat begitu acara berjalan dengan sukses.Para penari mengaku bangga bisa menari selama seharian. Mereka berharap Solo dengan ajang ini Solo menjadi salah satu kota tujuan wisata. Dengan ajang ini juga ingin memberitahukan kalau pemuda Solo punya minat terhadap tari.
Menanggapi acara ini pemilik sanggar tari juga mengaku bangga dan bahagia karena generasi muda yang ditunjuk berhasil dengan baik. Dia berharap tari Indonesia dapat berbicara banyak di ajang internasional sehingga mengharumkan nama bangsa. Dengan demikian pula kebudayaan yang sudah menjadi warisan nenek moyang kita bisa terjaga kelestariaannya dan tidak diakui menjadi milik negara lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Sugeng Rawuh

Sugeng Rawuh

Label Cloud




Statistik


awoencahsolo. Diberdayakan oleh Blogger.