SELAMAT DATANG DI KOTA SOLO

BERSIH KOTANYA SANTUN MASYARAKATNYA

Kawasan Gladak Sebagai Pusat Bisnis dan Pariwisata Solo

Kamis, 17 Maret 2011

Apabila anda hendak berpergian melewati jantung Kota Solo,pastilah anda akan melewati satu kawasan yang dinamakan Gladak.Kawasan ini berupa perempatan jalan dari ujung jalan Slamet Riyadi.Kawasan ini terkenal karena menjadi ikon dari Kota yang berjuluk Kota Budaya.Apalagi sekarang di kawasan Gladak telah dibangun sebuah patung dari seorang tokoh pejuang dari Solo yaitu Brigjen(anumerta) Slamet Riyadi.
Sejarah Pembangunan Patung Slamet Riyadi

 Brigjen(anumerta) Slamet Riyadi adalah salah seorang pejuang putra daerah yang memiliki jasa besar di masa pergolakan fisik pasca kemerdekaan. Patung Brigjen (anumerta) Slamet Riyadi pun akan dibangun sebagai penghormatan atas jasa-jasa beliau dan juga mengingatkan kepada masyarakat bahwasannya Solo dulunya juga berperan aktif dalam perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.Patung ini sendiri akan ditempatkan disekitar Bundaran Gladag. Peletakan batu pertamanya yakni tapak patung dilakukan oleh KSAD, Jendral TNI Djoko Santoso. Peletakan batu pertama tapak patung itu dilakukan pada Senin (18/12/2006) di Bundaran Gladag. Guyuran hujan deras sempat terjadi kala acara seremonial berlangsung. Tak ayal peletakan batu pertama pondasi tapak patung tertunda beberapa saat. Rencananya patung Slamet Riyadi setinggi 7 meter yang merupakan sumbangan KSAD tersebut akan ditempatkan di sebelah barat bundaran dan menghadap ke arah barat atau arah Jl Slamet Riyadi, yakni jalan utama di kota tersebut. Dalam sambutannya Djoko Santoso mengatakan bahwa di tubuh TNI ada program pembinaan tradisi dan sejarah berupa penghormatan dan penghargaan kepada prajurit yang melaksanakan tugas dengan baik.


Langkah-langkah yang telah dilakukan diantaranya dengan membangun monumen-monumen bersejarah seperti Monumen Jenderal Soedirman di Ambarawa dan Monumen Brigjen Slamet Riyadi di Solo tersebut. Diharapkan pembangunan monumen itu juga dapat diambil manfaanya oleh rakyat. Bentuk lain yang dilakukan TNI dalam program pembinaan tradisi dan sejarah adalah membangun fasilitas lapangan militer yang dapat dimanfaatkan rakyat biasa. Hal itu dikarenakan TNI menyadari semakin sempitnya ruang publik. Brigjen (anumerta) Ignatius Slamet Riyadi adalah Komandan Brigade 5 Divisi II yang bertanggungjawab untuk wilayah Surakarta dan sekitarnya pada masa revolusi fisik pasca kemerdekaan. Saat itu dia berpangkat Letkol memimpin Serangan Umum di Surakarta pada 7 Agustus 1949. Kolonel Slamet Riyadi gugur dalam pertempuran pada 3 Nopember 1950 di Ambon, saat memimpin penumpasan RMS. Pangkatnya pun dinaikkan satu tingkat secara anumerta menjadi Brigadir Jendral. Saat ini pun Pemkot Surakarta tengah mengupayakan terus penganugerahan gelar pahlawan nasional untuknya. 
Gladak Sebagai Kawasan Pusat Bisnis dan Pariwisata

 Tak hanya Patung Slamet Riyadi saja  yang menjadi ciri khas dari kawasan Gladak. Karena keberadaan Gladak tak luput dari keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta yang letaknya tak jauh dari Gladak.Gladak juga merupakan gerbang utama untuk masuk ke kawasan Keraton Surakarta.Kawasan yang strategis dalam  lalu lintas perkotaan.
Mengapa bisa begitu?
Karena Gladak berada di jantung Kota Solo dan merupakan akses jalan utama apabila kita hendak keluar masuk kota.Semisal apabila anda dari arah barat (Semarang atau Jogja) anda cukup berputar melewati Bundaran Gladak lalu belok kekanan maka anda akan masuk kawasan Keraton Surakarta anda pun akan menemukan Alun-alun Utara dari Keraton Surakarta.Atau jika anda lurus melewati Bundaran Gladak,maka anda akan menuju jalan ke daerah Sukoharjo,Wonogiri,Pacitan dsb.Dan apabila anda belok kekiri maka anda mengambil jalur untuk keluar dari Kota Solo menuju ke daerah Karanganyar,Sragen atau kedaerah Jawa Timur.
Gladak juga merupakan kawasan yang strategis untuk perbisnisan.Karena letaknya yang strategis dan berada dipusat kota,maka tak heran disekitar Gladak telah dibangun sentra-sentra perbisnisan di kota Solo.
 Tengok saja sekarang,Gladak seakan -akan tiada matinya.Siang malam kawasan ini selalu dipenuhi oleh warga Solo dan sekitarnya.Untuk sentra perbisnisan,disekitar kawasan Gladak banyak berdiri hotel-hotel bintang lima contohnya Hotel Premier,pusat perbankan contohnya BCA Solo, Bank Indonesia Solo,Kantor Pos Solo,BNI dan juga Balaikota Solo pun berada disekitar sini.Tak hanya itu, pusat perbelanjaan kain batikdan souvenir khas Solo pun juga ada disekitar sini.Lihat saja Pasar Klewer,Pusat Grosir Solo,Beteng Trade Centre adalah contoh betapa kawasan ini sangat menarik cukup banyak investor untuk menginvestasikan modalnya di kota ini.
Selain prospeknya bagus,Solo dikenal juga dengan kota yang aman,damai dan kondusif baik dari masyarakatnya yang dikenal santun ataupun dari kondisi perekonomian kotanya yang relatif mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.Maka tak heran jika Solo dalam beberapa tahun ini mengalami kemajuan yang cukup signifikan.
Ditambah lagi,berkat kepemimpinan walikota Solo Bpk.Ir.Joko Widodo,Solo seperti burung garuda yang mengepakkan sayapnya untuk terbang tinggi ke angkasa.Berkat kepemimpinan beliau yang jujur dan peduli akan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi atau golongan,Kota Solo mengalami kemajuan yang pesat baik dibidang pembangunan infrastruktur kota,penataan Tata Ruang Kota,peningkatan sektor lapangan kerja,sektor pariwisata dan masih banyak lagi.Yang paling membanggakan bagi saya adalah sejak dipimpin beliau,nama Kota Solo seakan-akan menggaung ke seantero jagad.
  Ini dibuktikan dengan banyaknya event-event bertaraf nasional maupun internasional khususnya seni dan kebudayaan yang diadakan dikota ini.Lihat saja SIEM (Solo Internasional Etnic Music), SIPA (Solo International Performing Art),Solo City Jazz,Solo Batik Carnival,Solo Batik Fashion dlll. Yang mana event-event ini digelar rutin setiap tahunnya.
Semua ini dilakukan agar bisa mengangkat sektor pariwisata di kota Solo,yang notabene sebagai Kota Budaya.Untuk itulah saat ini pemerintah Kota Surakarta berjuang keras untuk bisa mewujudkan pembangunan kota Solo menjadi kota MetroCultural. Kota yang modern tapi tanpa harus meninggalkan nilai-nilai kebudayaan yang telah mendarah daging di masyarakat kota Solo sendiri.
Untuk itu berbanggalah anda-anda yang menjadi warga Solo,karena saya yakin apabila terus begini,5-10 tahun mendatang Kota Solo bisa disejajarkan dengan kota-kota MetroCultural layaknya kota-kota besar di Eropa dan Amerika.Bisa jadi Kota Solo akan menjadi Parisnya Indonesia atau Romanya Indonesia.Kita tunggu saja...






0 komentar:

Posting Komentar

Sugeng Rawuh

Sugeng Rawuh

Label Cloud




Statistik


awoencahsolo. Diberdayakan oleh Blogger.