SELAMAT DATANG DI KOTA SOLO

BERSIH KOTANYA SANTUN MASYARAKATNYA

Kirab Solo Membatik Dunia

Selasa, 22 Maret 2011

Setelah penantian yang cukup lama dari warga Indonesia, khususnya warga Kota Solo.Akhirnya United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) badan dunia PBB yang mengurusi di bidang kebudayaan memutuskan batik sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia (Representative List of Intangible Cultural Heritage).Secara resmi pengukuhan ini dilakukan pada Jumat, 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi Uni Emirat Arab.

Dengan diresmikannya batik sebagai warisan budaya Indonesia dan untuk merayakan keberhasilan ini, Presiden SBY menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengenakan pakaian batik demi penghargaan terhadap kebudayaan Indonesia tersebut.Jumat harinya Batik, tanpa himbauan pun kita setiap hari Jumat sudah berbatik, We Love Batik.
Sementara itu Sabtu, 3 Oktober 2009, Solo menjadi Lautan Batik, karena ribuan masyarakat dari berbagai elemen di Surakarta turun ke sepanjang Jalan Slamet Riyadi di Kota Solo, untuk mengikuti acara "Kirab Solo Membatik Dunia", dalam rangka mensyukuri pengakuan batik sebagai warisan dunia dari Indonesia oleh UNESCO.
Sekitar 10.000-an orang berbaju batik membanjiri Kota Solo. Pukul 15.00 WIB, mereka berbaur dalam kirab batik Solo Membatik Dunia.
Kirab berlangsung dari  Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari hingga berakhir di Balaikota Solo. Peserta kirab berasal dari berbagai kelompok mulai dari pelajar, pegawai instansi perbankan,instansi swasta, komunitas sanggar tari, masyarakat umum dan kelompok komunitas lain.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Purnomo Subagyo,  mengatakan peserta kirab  dari kalangan pelajar sebanyak  7.000 peserta. "Semua sekolah dilibatkan dalam kirab batik ini," kata Purnomo
Sedangkan dari instansi perbankan, jumlah peserta yang sudah masuk mencapai 370 peserta. "Walikota menargetkan jumlah peserta dalam kirab Solo Membatik Dunia ini sebanyak puluhan ribu orang.  Semua peserta diwajibakan memakai pakaian serta aksesoris bermotif batik," terang dia.
Menurutnya, Solo sangat antusias merespons pengukuhan batik oleh UNESCO, karena Kota Solo sudah lama menciptakan branding sebagai kota batik. Dia mencontohkan berbagai sentra batik terkenal sudah ada dan dikelola sejak dulu. Berbagai sentra batik itu di antaranya, Kampeong Batik Laweyan dan Kampung Wisata Batik Kauman.
Selain itu, branding sebagai kota batik juga telah dilakukan, di antaranya dengan sukses menggelar pesta  tahunan bertajuk Solo Batik Carnival dan Solo Fashion Show. Bahkan nama bandara internasional Adi Sumarmo, sedang diusulkan diganti namanya dengan Batik City Airport "Kirab ini nantinya bakal dijadikan agenda tahunan di Kota Solo," ujar Purnomo.
Peserta kirab mulai berkumpul dan diberangkatkan sekitar pukul 15:00 WIB di Stadion Sriwedari dan berjalan sepanjang Jalan Slamet Riyadi sejauh dua kilometer hingga selesai di Kantor Balai Kota Surakarta.
Sepur Kluthuk Jaladara (Kereta Api Wisata dengan Lokomotif Kuno) ikut memeriahkan keberangkatan kirab serta membelah kerumunan para penonton yang berada di sisi selatan Jalan Slamet Riyadi.



0 komentar:

Posting Komentar

Sugeng Rawuh

Sugeng Rawuh

Label Cloud




Statistik


awoencahsolo. Diberdayakan oleh Blogger.