SELAMAT DATANG DI KOTA SOLO

BERSIH KOTANYA SANTUN MASYARAKATNYA

Perpaduan Nuansa Unik Di Taman Agrowisata Sondokoro

Minggu, 27 Maret 2011

Bisa menikmati keindahan alam nan hijau dan damai adalah sebuah anugerah yang tak terkiranya yang Tuhan berikan pada kita.Apalagi kalau kita bisa menikmatinya dengan orang-orang yang kita sayangi. Nah ngomong-omong tentang hijau saya teringat sebuah tempat yang menurut saya sangat pas kalau  kita hendak berlibur bersama keluarga. Sebuah tempat wisata yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mari ikuti perjalanan saya ini.
Sondokoro Perpaduan Konsep Unik dan Modern
Cuaca yang tidak begitu panas, mengiringi perjalanan kami menuju sebuah tempat rekreasi yang terletak di Tasikmadu, Karanganyar. Dari Kota Surakarta jaraknya sekitar 12 kilometer.Jika ingin kesana, disarankan untuk menggunakan kendaran bermotor karena selain bisa menikmati kesejukkan hawa pegunungan sobat sekalian juga bisa menikmati pemandangan yang lebih bervariasi. Sebagai catatan pilihlah waktu yang tepat untuk perjalanan ini alias tidak turun hujan.
Sesampainya di sana, kamu bakal puas dengan hiburan dan wahana yang tersaji di Sondokoro. Teduh dan nyaman karena di taman ini banyak pohon-pohon besar yang usianya ratusan tahun. Jarang sekali lho, bisa menemukan hijau-hijauan di tengah kemajuan zaman sekarang ini. Rimbunnya pepohonan tak hanya memberikan kesejukan buat manusia tapi juga buat bumi tentunya. Pindusita (perkebunan, industri, edukasi, dan agrowisata) Sondokoro.Mungkin itu konsep dari Taman Wisata ini.
Didukung dengan masih berdirinya bangunan kuno yang memang selalu menarik untuk dilihat. Apalagi jika kegiatan dalam bangunan itu masih hidup, bukan sekadar bangunan tua yang rongsok dan berlumut. Dan salah satu bangunan itu adalah Pabrik Gula Tasik Madu Karanganyar. Pemerintah setempat pun menyulap kawasan ini menjadi Agrowisata Sondokoro, sebuah konsep yang menawarkan wisata sejarah, alam, dan tentu saja hiburan modern.
Begitulah. seperti tiba-tiba, Agrowisata Sondokoro yang diresmikan tanggal 18 Desember 2005 ini menjadi primadona wisata. Di tempat ini, pengunjung bisa menikmati obyek sejarah berupa bangunan Pabrik Gula Tasik Madu yang didirikan KGPAA Mangkunegara IV. Lewat konsep ini, menurut Sinung Megantoro, manajer Argrowisata Sondokoro, pengunjung tak sekadar melihat bangunan fisik, tapi juga menyaksikan secara langsung proses pembuatan gula di pabrik. Jika beruntung, wisatawan bahkan bisa mengikuti ritual cembrengan, yaitu sebuah ritual panen raya dan giling tebu pertama, yang biasa digelar pada bulan-bulan Mei-Oktober.
Berdiri di atas tanah seluas 28 hektar, terdapat belasan loko yang dimanfaatkan untuk melayani para pengunjung Agrowisata. “Di sini ada belasan loko. Loko-loko tua yang hingga saat ini masih terawat dan masih ada itu di Norwegia dan kedua di Tasikmadu ini,” ujar Sinung.
Sehingga wisatawan bisa keliling ladang tebu dengan naik kereta api atau sepur uap kuno. Ya, inilah saatnya merasakan romantisme masa lalu di kebun tebu. Sebab, dari atas kereta yang melaju pelan, wisatawan seperti diajak melihat dan merasakan kembali apa yang dilakukan pekerja-pekerja ladang kebun tebu puluhan tahun lalu.Dari atas kereta, pengunjung bisa melihat langsung mesin-mesin penggilingan tebu yang sampai saat ini masih digunakan untuk memproses tebu menjadi gula. Kereta tebu ini buatan Jerman tahun 1920, dengan bahan bakarnya kayu. Berbeda dengan kereta kuno di Ambarawa, gerbong yang diangkut lokomotif hijau ini sengaja dibuat seperti layaknya kereta kelinci, sehingga wisatawan bisa menikmati secara langsung pemandangan di sekitar pabrik tebu Tasikmadu. Harga tiketnya pun hanya Rp 3.000 per orang. Sangat murah untuk bisa kembali ke masa lalu, saat sinder-sinder Belanda berkeliling kebun tebu dengan kudanya.
Paket wisata di spoor dibagi dalam dua paket, yakni Paket Spoor I yang menggunakan Spoor Teboe, sekali jalan mengangkut sekitar 70 orang, setiap orang membayar Rp 5.000 atau 350.000 per sekali jalan. Ada juga paket Spoor II dengan menggunakan Spoor Gula, dengan harga Rp 4.000 per orang. Harga paket pendidikan Rp 6.000-Rp 8.000 per orang, untuk berwisata ke kompleks PG Tasik Madu dan menyaksikan tayangan proses pembuatan gula.
Kawasan ini juga menawarkan wisata modern, mulai dari kolam renang dan water boom, jembatan gantung, flying fox, panjat tebing, taman air, dan dunia kreasi (arena bermain dan belajar anak-anak).Jika tidak tertarik untuk bermain-main, kamu tetap bisa menikmati suasana tempo dulu bersama keluarga. Taman plaza yang lengkap dengan gazebo sangat menarik untuk tempat melepas rindu bersama keluarga.Nggak heran kalau rata-rata pengunjung Agrowisata Sondokoro di tahun 2010 dalam tourism vacation mencapai 3.650 dan tiket yang terjual sebanyak 8.108 lembar.
“Wahana yang paling disukai ya sepur tebu, mungkin karena itu merupakan ikon Sondokoro,” jelas Sinung saat ditemui di kantor Agrowisata Sondokoro. Imajinasi kita akan bermain saat mata menatap besi-besi tua yang disebut monumen giling. Sepintas memang seperti sebuah barang antik yang sengaja diletakkan di situ karena tak ada lagi tempat untuk menampungnya.
Tetapi jangan salah, barang tersebut mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Tak hanya rekreasi, saat musim giling Mei- Oktober, pengunjung bisa belajar dengan menyaksikan proses penggilingannya. Bagi yang melakukan penelitian dapat melengkapi datanya di perpustakaan Pabrik Gula Tasikmadu.Cukup menghibur dan mendidik tentunya. Ah....setelah puas men-charge pikiran dan mendapat ilmu, kalau lapar tak perlu khawatir. Di Sondokoro juga ada rumah makan bernama Cafe de Loco yang menjual aneka makanan.Ada referensi lain, Griya Resto Sondokoro juga bisa menjadi pilihanmu untuk mengisi perut yang lapar. Pedagang souvenir pun ada di sana. Jadi, tak perlu berpikir lama untuk membeli oleh-oleh keluarga di rumah. Tinggal pilih souvenir apa yang disukai dan pulang membawa oleh-oleh.

0 komentar:

Posting Komentar

Sugeng Rawuh

Sugeng Rawuh

Label Cloud




Statistik


awoencahsolo. Diberdayakan oleh Blogger.